VERTIKULTUR, Solusi Tepat Atasi Lahan Sempit


Terkadang harapan untuk berkebun harus pupus karena minimnya lahan yang dimiliki. Bayangan tentang lahan yang harus luas untuk berkebun membuat kita enggan untuk memulainya. Terlebih lagi saat ini, telah banyak lahan kosong yang dialih fungsikan menjadi gedung-gedung bertingkat. Padahal, berkebun bukan hanya perihal tentang lahan yang luas. Berkebun bisa kita lakukan di mana saja dengan memanfaatkan lahan yang ada termasuk pekarangan rumah yang sempit sekalipun dan tentu dengan hasil yang menguntungkan. Salah satu alternatif solusinya yaitu dengan menggunakan metode kebun vertikal atau yang sering disebut dengan vertikultur.
Teknik vertikultur sebenarnya sudah banyak dikembangkan oleh masyarakat perkotaan seperti di negara Jepang. Masyarakat Jepang begitu tekun dan ulet dalam membudidayakan tanaman-tanaman organik dengan teknik vertikultur, sebab lahan di negara itu sangat sempit sehingga sulit untuk membuka alih fungsi lahan baru.
Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Jenis tanaman yang ditanam dengan metode ini bisa berupa apa saja termasuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Tetapi biasanya, teknik ini digunakan untuk membudidayakan tanaman yang memiliki umur pendek atau tanaman semusim seperti sayuran (seledri, selada, kangkung, bayam, kemangi, sawi, caisim atau kailan, Pohon cabai, tomat, atau terong). Selain itu, tanaman obat-obatan pun patut di coba untuk dibudidayakan. Metode vertikultur ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang tidak terpakai, misalnya seperti paralon, MMT bekas, plastik kresek, celana bekas, bahkan pohon pisang. Selain dapat menghemat pengeluaran, metode tersebut juga membantu kita untuk lebih peduli dengan lingkungan dengan cara memanfatkan sampah yang masih bisa di daur ulang.
Berikut adalah salah satu contoh pembuatan vertikultur dengan menggunakan paralon.  Sebelumnya persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat vertikultur seperti Pipa paralon, Gergaji besi, Penggaris atau meteran, Lampu teplok, Kayu bulat, Pupuk kompos/kandang, Tanah gembur, Kotak semai untuk benih.

Langkah-langkah Pembuatan Media Vertikultur
  1. Siapkan paralon dengan diameter 4 cm. Paralon yang digunakan usahakan jangan terlalu tebal. Pilihlah paralon dengan panjang sekitar 1 meter sampai 1,5 meter. Selain paralon, anda juga bisa menggunakan bambu.
  2. Tentukan jarak antar lubang tanam sesuai dengan keinginan dan berilah tanda pada bagian yang ingin dilubangi.
  3. Potong bagian yang ingin dilubangi dengan menggunakan gergaji.
  4. Pada bagian paralon yang telah dilubangi dapat dipanaskan dengan lampu teplok yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah paralon dirasa cukup lembek, masukkan kayu bulat atau botol yang sesuai untuk membuat lubang tanam.
  5. Setelah selesai membuat lubang tanam, langkah selanjutnya adalah dengan membuat dudukan dengan menggunakan semen dan pasir atau bisa juga menggunakan kayu. Tujuannya adalah agar pipa paralon dapat berdiri tegak dan mampu menopang tanaman. Usahakan pipa paralon mempunyai lubang rembesan air.   
  6. Masukkan campuran pasir, tanah gembur, pupuk kompos ke dalam pipa paralon dengan perbandingan 1:1:1 sampai agak memenuhi pipa. Sebaiknya sebelum tanah dimasukkan, paralon dapat dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan koran agar tidak banyak tanah yang terbuang melalui lubang-lubang tersebut. Kemudian tanah tersebut kita padatkan dan diamkan selama beberapa hari. Untuk distribusi air, kita dapat meletakkan pipa paralon kecil yang telah dilubangi di bagian tengah paralon.
  7. Setelah itu media vertikultur siap untuk ditanami dengan benih. Namun sebaiknya, saat akan memilih bibit untuk teknik vertikultur, carilah bibit yang sudah terbukti memiliki kualitas dan memiliki hasil panen dengan tingkat produksi yang tinggi. Setelah bibit didapat sebaiknya langsung bisa disemai di media tanam seperti polybag, kresek plastik, tanah lapang kemudian baru dapat dipindahkan ke media vertikultur atau media lain yang dianggap tepat.
Untuk perawatan tanaman vertikultur sebaiknya dikerjakan secara ulet, telaten, tekun, dan tanggungjawab. Perawatan tanaman vertikultur harus dilakukan secara berjenjang dan dilakukan secara intensif sesuai dengan usia tanaman. Perawatannya dapat berupa pemberian air yang cukup bagi tanaman, proses pemberian hormon tertentu pada tanaman secara efektif dan dosis yang tepat, pembersihan lahan dari tanaman gulma-gulma maupun rumput liar pengganggu pertumbuhan tanaman, penyemprotan hama tanaman, serta pemberian pupuk atau nutrisi tanaman lainnya. Dengan memberikan perlakuan yang baik, akan berpengaruh langsung terhadap hasil panen.
Nah, itulah cara menanam tanaman dengan metode vertikultur. Selain mudah, vertikulur juga memliki banyak keunggulan diantaranya yaitu hemat lahan dan air, wadah media tanam dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, pemeliharaan tanaman relatif sederhana, dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat, serta media tanam dapat digunakan dalam beberapa kali pakai.  

0 Response to "VERTIKULTUR, Solusi Tepat Atasi Lahan Sempit"

Posting Komentar